Wednesday, April 14, 2021

Penerbit Indie

Rabu ini, merupakan pertemuan kelima dalam pelatihan belajar menulis gelombang 18 bersama Om Jay. Kegiatan dibuka oleh Bu Kanjeng, Sri Sugiastusi. Salam dan sapa beliau sampaikan, kemudian Mr. Bams memandu acara hari ini dengan tema “Penerbit Indie”.



Narasumber hari ini bernama Mukminin, S.Pd., M.Pd. yang lebih akrab disapa Cak Inin. Beliau mengajar di SMP I Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur. Tepatnya arah selatan kota wingko babat, 10 km arah kota Jombang. Beliau juga merupakan konsultan umroh dan haji plus PT Arminareka Perdana Cabang Lamongan. Cak Inin merupakan penulis buku di usia 55 tahun, beliau juga penerbit buku Kamila Press Lamongan.  Banyak buku yang sudah ditebitkan, baik buku solo maupun antologi. Beliau juga menjadi narasumber beberapa pelatihan.

Cak Inin menyampaikan materi Pengenalan Penerbit Indie ( Penerbit Independen).  Ia menyampaikan bahwa seorang penulis akan merasa  bahagia dan lega  ketika ia berhasil menulis dan kemudian menerbitkan buku. Mereka akan sangat gembira ketika melihat namanya  terpajang di cover buku, yang mana buku-buku tersebut terpajang indah di rak buku dan bisa dinikmati oleh banyak pembaca.

Sebelum memasuki materi inti, beliau mengawalinya dengan memaparkan 5 tahapan untuk menulis dan memerbitkan buku:

1. Pra Writing

Tahap pertama  yang bisa dilakukan adalah  tahap pra writing yaitu penulis akan mulai mencoba mencari ide yang sesuai dengan tema yang ditulis. Tema sesuai pasion yang disukai. Boleh fiksi maupun non-fiksi. Ide bisa dari pemgalaman, dari hasil membaca buku, majalah, koran ada kejadian yang sedang berlangsung.

2. Drafting/out line

Tahap kedua adalah drafting atau out line, pada tahap ini seorang penulis  mulai membuat out line atau daftar isi buku yang akan ditulis atau dikembangkan menjadi  naskah buku.

3. Writing

Saat proses ini, penulis mulai menulis dan mengembangkan kerangka atau daftar isi untuk dijadikan naskah yang lengkap dengan diperlukan kreativitas penulis dalam  membuat karya-karyanya. Kreativitas itu berupa kemampuan merangkai kata, kemampuan menggunakan majas, kemampuan berekspresi, agar tercipta tulisan yang menarik dibaca.

4. Revisi dan  Editing

Revisi

Setelah menuliskan banyak hal yang ingin ditulis pada naskah, pada tahap selanjutnya adalah mulai mengoreksi atau merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan atau tidak. Melalui tahap revisi inilah penulis akan memoles karyanya, ia akan menjadikan tulisan tersebut semakin menarik lagi.

Editing.

 

Pada tahap ini penulis akan menjalankan proses pengeditan terhadap karyanya. Berbeda pada tahap revisi yang masih bisa menambah mengurangi isi tulisan, pada tahap ini penulis hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pola kalimat, dan berbagai kesalahan tata bahasa lainnya. Meskipun nanti tulisan akan kembali diedit oleh editor di penerbit, seorang penulis tetap harus berusaha menyunting tulisannya sendiri atau dengan istilah lain Swasunting.

5. Publikasi

Jika sudah  yakin dengan tulisan naskah buku, maka saat memasuki tahap akhir yakni publikasi. Pada tahapan ini kita bisa meneruskan naskah ke penerbit.

Selanjutnya, Cak Inin melanjutkan dengan sebuah pertanyaan:

 Apakah Anda sudah menemukan penerbit yang bisa menerima naskah Anda apa belum?

Jawabannya, ternyata kita bisa menerbitkan buku secara independen. Ada banyak penerbit independen (penerbit Indie) yang siap  membantu untuk menerbitkan naskah kita.

Cak Inin, melanjutkan pemaparannya bahwa penerbit buku ada 2 yaitu penerbit mayor dan penerbit indie. Berikut perbedaannya:

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

Penerbit indie, hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online facebook, twitter, instagram, youtube, wa grup dan lain-lain.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

Penerbit mayor : Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

Penerbit indie pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli dalam memilih penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

Penerbit indie :

 Proses cetak lebih cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, penerbit indie tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu.

5.  Royalti

Penerbit mayor : Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

Penerbit indie : umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

Penerbit mayor : Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

Penerbit indie : Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Diakhir pemaparannya, Cak Inin menyampaikan tentang buku-buku yang sudah diterbitkan di Kamila Press Lamongan. Ia juga menyampakan syarat untuk menerbitkan buku di penebitan tersebut. Ia menyampaikan pelayanan dalam mencetak buku di penerbitannya.

 Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

 

1.       Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2.       2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf

3.       Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

Setelah selesai pemaparan materi, beberapa peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab dengan jelas oleh Cak Inin. Saya mengutip kalimat yang ditulis Cak Inin di akhir pelatihan “Tiada telambat untuk menulis dan menerbitkan buku. Kalau ingin umurmu panjang maka menulislah. Menulis dan terbitkanlah buku untuk niat berbagi ilmu. Manjadda Wa Jada.

Pelatihan yang sangat menarik ini menambah wawasan kita tentang proses penerbitan. Wawasan kita  lebih terbuka tentang cara menerbitkan sebuah buku.

 Salam Literasi!

Resume: ke-5

Nama: Wiwin Winarni, S.S.

Tema: Penerbit Indie

Narasumber: Mukminin, S.Pd., M.Pd.

Subang, 14 April 2021

8 comments:

  Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif Budaya positif merupakan sebuah kebiasaan yang dilaksanakan dengan nila-nilai keyakinan. Ke...