Dalam
situasi wabah covid-19, kelas daring pun kian mewabah. Ini menjadi
motivasi bagi saya pribadi, karena melalui kelas daring kita bisa
berbagi dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Salah satu kelas daring sangat menyemangati adalah kelas daring
Pelatihan Literasi 4.0.
Kelas ini memberi materi yang tak kalah mengasyikan,
karena melalui kelas daring ini semua peserta dibimbing agar mampu menghasilkan
sebuah karya. Itu membutuhkan kerja keras yang luar biasa bagi penulis pemula
seperti saya, karena tak mudah menghasilkan karya tulisan terutama untuk
dipublikasikan.
Workshop dan Launcing Buku karya guru se-Kabupaten Subang yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2020, harus mengalami
penundaan akibat wabah covid-19 yang melanda tanah air tercinta. Meskipun
demikian, kegiatan itu tetap terlaksana melalui kelas daring, sehingga materi
pelatihan tetap kita dapatkan walau tanpa melakukan tatap muka.
Pak
Toto Wijaksana, seorang guru, blogger, dan pegiat literasi digital, menjadi pemateri yang memiliki kecakapan
tinggi serta mampu membimbing para peserta untuk membuat blog dan menghasilkan
sebuah tulisan. Workshop ini tercetus dari komunitas Lisangbihwa yang diketuai oleh Ibu Arum Handayani, M.Pd., juga mengundang Bunda Literasi Kabupaten Subang
yakni Ibu Yoyoh Sopiah Ruhimat, serta ketua KGPJB Regional Subang Pak Abas,
S.Pd.
Wikipedia
mendefinisikan literasi digital,
sebagai berikut:
Literasi
digital adalah pengetahuan dan
kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan
dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan
memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan
interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi
digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan
teknikal.
Literasi digital cenderung pada hal-hal yang
terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial
emosional dalam dunia dan lingkungan digital.
Mengapa literasi digital begitu penting?
Dalam era globalisasi teknologi saat ini,
literasi digital menjadi sangat penting. Begitu pentingnya, sehingga jika
kita tak mampu menguasai teknologi digitalisasi kita sudah dapat dipastikan
akan tertinggal. Saat kita dapat menguasai teknologi, terutama literasi
digital, kita akan mampu:
· 1. berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif
· 2. kita akan mampu memecahkan masalah
· 3. berkomunikasi dengan lancar
· 4. berkolaborasi dengan banyak orang
Dengan demikian, melalui literasi digital
kita akan mampu mengekspresikan berbagai hal, tentu dengan tetap memegang etika
dalam penggunaanya.
Kelas Daring dalam
Situasi Wabah Covid-19
Kegiatan pembelajaran
yang seyogyanya dilakukan di kelas saat ini terganggu akibat wabah covid-19. Wabah yang kini menjadi pendemi di seluruh dunia,
berdampak pada semua sektor kehidupan. Negara Indonesia pun tak luput dari
incarannya. Kini tak sedikit orang yang merasa takut terkena virus tersebut.
Banyak imbauan yang bertujuan untuk mengurangi korban virus corona, yang
semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Tak ayal ini membuat panik semua
pihak.
Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia sekitar awal
Maret 2020. Awalnya hanya menjangkiti dua orang, tetapi dalam waktu singkat
korbannya kian bertambah. Tak sedikit pula yang meninggal dunia. Hal ini
menjadi pelik, karena banyak orang yang tinggal di kota yang merupakan zona
merah persebaran covid-19, pulang ke
kampung halaman mereka. Mereka tidak sadar jika kepulangan mereka ke kemapung
halaman hanya akan memperparah keadaaan. Situasinya akan semakin rumit.
Imbauan
untuk tetap diam di rumah marak disampaikan melalui media sosial oleh berbagai
kalangan. Semoga semua lapisan masyarakat memahami dan mampu melakukan tindakan
yang dianjurkan oleh pemerintah agar wabah ini segera berakhir.
Belajar dengan moda daring sebetuknya bukan hal yang
baru, jauh sebelum wabah covid-19 melanda dunia, kegiatan pebelajaran daring
sudah banyak dilakukan. Namun hal itu
menjadi luar biasa karena melibatkan semua pihak, terutama peserta didik
yang notabene tidak semuanya memiliki perangkat elektronik yang mampu menunjang
proses pembelajaran secara daring.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan
tanpa melakukan tatap muka melalui platform yang telah tersedia. Belajar daring menjadi satu-satunya solusi agar semua
peserta didik dapat tetap belajar walaupun dari rumah.
Dalam situasi ini, kita
sebagai pendidik harus mampu menggunakan perangkat elektronik dengan maksimal.
Tak hanya sebagai alat komunikasi, telepon pintar yang kita gunakan dapat
maksimalkan untuk aplikasi pembelajaran. Ada banyak aplikasi yang dapat
digunakan, diantaranya Kahoot, Quiziz, Ruang Guru, Rumah Belajar, Google
Classroom, Zenius, dll.
Semoga
kita semua menjadi guru pembelajar dalam situasi apapun dan memiliki kecakapan literasi digital.💪
Terima kasih Pak To...🙏
Mantap bu wiwin...
ReplyDeleteMakasih bu ria...
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteMantap dan kerenn Neng Wiin, ulasannya jelas dan enak dibaca...👍👍👍
ReplyDeleteMakasih ibu….
DeleteMantullll....
ReplyDeleteMakasih bu sari...
DeleteAlhamdulillah. Pencerahan lagi, Neng Win.
ReplyDeleteKereen...
Makasih bu... 🙏
DeleteMantap Bu ... Nambah wawasan lagi. Kereeen 😊👍🏻
ReplyDeleteAlhamdulillah... Makasih bu dita...
ReplyDelete