Wednesday, April 7, 2021


 

Kiat Menjadi Penulis ala Bu Kanjeng

Tanggal lima di bulan April ini, saya mengikuti kelas daring bersama narasumber yang inspiratif, penuh semangat, meski usia tak lagi muda. Kelas belajar ini, dipandu oleh seorang moderator yang yang humble, penuh semangat, Bu Aam Nurhasanah namanya. Kelas belajar ini dibagi mejadi tiga sesi yaitu sesi materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

Berikut ini profil narasumber,  Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. lahir 8 April 1961. Beliau adalah seorang pegiat literasi nusantara, menulis 15 buku, aktif di berbagai komunitas literasi, kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta, motivator, blogger. Beliau begitu fasih memaparkan wawasan keilmuannya tentang kepenulisan.

Beliau memaparkan kecintaannya pada dunia pendidikan. Sejak SD, beliau sangat suka membaca. Beliau aktif menulis. Walaupun saat berumahtangga aktivitas meulisnya sempat terhenti, namun semangat itu kembali bangkit pada usia 50 tahun. Pada usia yang tak muda itu, beliau semakin aktif meulis dan mengambil program pasca sarjana.

Beliau sangat elegan, saat menyampaikan materi tentang  “Kiat Menjadi Seorang Penulis”. Berikut ini, hal yang harus dimiliki oleh penulis pemula:

1.       Semangat dalam diri

Saat menulis, kita harus memiliki semangat dalam diri, mental yang kuat agar dapat konsisten dalam menulis. Beliau mengutip sebuah kalimat “Better Late Than Never”, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

2.       Menemukan ide

Ide tulisan bisa datang dari mana saja. Bisa dari sahabat, kerabat, dan apa yang ada di pikiran kita.

3.       Pesan

Saat menulis, kita harus dapat memberikan pesan. Pesan apa yang akan disampaikan kepada pembaca.

4.       Mulailah menulis

Mulailah menulis dari apa yang kita pikirkan.

5.       Tentukan tujuan dan segmen pasar

Sebelum menulis tentukan tujuan dan segmen pasarnya. Lebih mudah tujuan menulis itu sebagai terapi jiwa, bagaimana berjuang melawan lupa itu dengan menulis, bagaimana bersedekah ilmu dengan memotivasi kaum hawa, dan berdakwah lewat tulisan.

Ketika memulai menuli buku, kita harus memiliki pemahaman menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran. Menulis buku itu mengikat makna. Bagaimana tanda terima kasih kita kepada guru. Mau seperti apa tulisan kita, tergantung irama yang kita inginkan.

6.       Membuat outline

Dalam membuat outline, kita harus sudah punya tema, lalu mengumpulkan materi terkait tulisan yang akan dibuat.

Sebelum membuat outline, kumpulkan dulu materi yang akan dibuat, bisa berupa kata-kata bijak, teori, dan lain-lain.

Hal yang harus diperhatikan saat membuat outline yaitu memilih topiknya; reflektif (suatu kejadian yang direfleksikan), persuasif (memengaruhi pembaca), informatif (memberi informasi kepada pembaca), peneliatian atau kombinasi dari beberapa hal tadi.

Outline harus fokus, agar saat menulis buku tidak bercabang kemana-mana.

Di sesi tanya jawab, peserta mengajukan beragam pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan oleh Bu Kanjeng. Ada sekitar 20 penanya yang dijawab dengan sangat jelas oleh beliau.

Kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat. Banyak ilmu bertebaran, jangan sampai kita biarkan. Ayo bangkitkan semangat literasi anak negeri!

 

Wiwin Winarni, S.S.

Resume: ke-1 Gelombang 18

Tema: Cara Jadi Penulis

Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

 

No comments:

Post a Comment

  Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif Budaya positif merupakan sebuah kebiasaan yang dilaksanakan dengan nila-nilai keyakinan. Ke...