Kiat Menjadi Penulis ala
Bu Kanjeng
Tanggal lima di bulan
April ini, saya mengikuti kelas daring bersama narasumber yang inspiratif,
penuh semangat, meski usia tak lagi muda. Kelas belajar ini, dipandu oleh
seorang moderator yang yang humble,
penuh semangat, Bu Aam Nurhasanah namanya. Kelas belajar ini dibagi mejadi tiga
sesi yaitu sesi materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Berikut ini profil
narasumber, Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. lahir
8 April 1961. Beliau adalah seorang pegiat literasi nusantara, menulis 15 buku,
aktif di berbagai komunitas literasi, kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta,
motivator, blogger. Beliau begitu fasih memaparkan wawasan keilmuannya tentang
kepenulisan.
Beliau memaparkan
kecintaannya pada dunia pendidikan. Sejak SD, beliau sangat suka membaca. Beliau
aktif menulis. Walaupun saat berumahtangga aktivitas meulisnya sempat terhenti,
namun semangat itu kembali bangkit pada usia 50 tahun. Pada usia yang tak muda
itu, beliau semakin aktif meulis dan mengambil program pasca sarjana.
Beliau sangat elegan, saat
menyampaikan materi tentang “Kiat Menjadi
Seorang Penulis”. Berikut ini, hal yang harus dimiliki oleh penulis pemula:
1.
Semangat
dalam diri
Saat menulis,
kita harus memiliki semangat dalam diri, mental yang kuat agar dapat konsisten
dalam menulis. Beliau mengutip sebuah kalimat “Better Late Than Never”, lebih
baik terlambat daripada tidak sama sekali.
2.
Menemukan ide
Ide tulisan
bisa datang dari mana saja. Bisa dari sahabat, kerabat, dan apa yang ada di
pikiran kita.
3.
Pesan
Saat menulis,
kita harus dapat memberikan pesan. Pesan apa yang akan disampaikan kepada
pembaca.
4.
Mulailah menulis
Mulailah
menulis dari apa yang kita pikirkan.
5.
Tentukan tujuan
dan segmen pasar
Sebelum menulis
tentukan tujuan dan segmen pasarnya. Lebih mudah tujuan menulis itu sebagai
terapi jiwa, bagaimana berjuang melawan lupa itu dengan menulis, bagaimana
bersedekah ilmu dengan memotivasi kaum hawa, dan berdakwah lewat tulisan.
Ketika
memulai menuli buku, kita harus memiliki pemahaman menebar pengetahuan dan
mendialogkan kebenaran. Menulis buku itu mengikat makna. Bagaimana tanda terima
kasih kita kepada guru. Mau seperti apa tulisan kita, tergantung irama yang
kita inginkan.
6.
Membuat outline
Dalam membuat
outline, kita harus sudah punya tema, lalu mengumpulkan materi terkait tulisan
yang akan dibuat.
Sebelum
membuat outline, kumpulkan dulu materi yang akan dibuat, bisa berupa kata-kata
bijak, teori, dan lain-lain.
Hal yang
harus diperhatikan saat membuat outline yaitu memilih topiknya; reflektif
(suatu kejadian yang direfleksikan), persuasif (memengaruhi pembaca), informatif
(memberi informasi kepada pembaca), peneliatian atau kombinasi dari beberapa
hal tadi.
Outline harus fokus, agar saat menulis buku tidak bercabang kemana-mana.
Di sesi tanya jawab,
peserta mengajukan beragam pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan
oleh Bu Kanjeng. Ada sekitar 20 penanya yang dijawab dengan sangat jelas oleh
beliau.
Kegiatan pelatihan ini
sangat bermanfaat. Banyak ilmu bertebaran, jangan sampai kita biarkan. Ayo bangkitkan
semangat literasi anak negeri!
Wiwin Winarni, S.S.
Resume: ke-1 Gelombang 18
Tema: Cara Jadi Penulis
Narasumber: Dra. Sri
Sugiastuti, M.Pd.
No comments:
Post a Comment